muaahahahha! kok masih ada ya tugas agamaku kelas 8 dulu? :D saya lagi mood berbagi tugas tugas saya kepada anda semjuanya :3 yaaah mungkin bisa bermanfaat. check it out :3
TUGAS AGAMA
Mewawancarai salah satu orang di lingkungan sekitar kita
mengenai masalah sifat zuhud.
Narasumber :
Bapak Dikan
Pewawancara :
Sarah Chairina Melinda
Hari/Tanggal :
Rabu, 29 September 2010
P : “Assalamualaikum, pak. Apakah
saya mengganggu bapak?”
N : “Waalaikum salam, nak. Tidak
kok nak. Saya sedang mempunyai waktu luang.”
P : “Alhamdulillah. Sebelumnya
perkenalkan nama saya Rara pak. Saya anaknya bu Nanang.”
N : “oh, iya. Saya tahu kok nak.
Nama saya bapak Dikan. Ngomong ngomong ada perlu apa nak sampai datang kemari?”
P : “begini, pak. Saya mempunyai
tugas dari sekolah untuk mewawancarai orang-orang di sekitar lingkungan ini.
Apakah bapak tidak keberatan bila saya mewawancarai bapak?”
N : “tidak, tidak papa kok.
Memangnya wawancara masalah apa, nak?”
P : “saya akan mewawancarai bapak
tentang sifat zuhud.”
N : “hmm. Begitu. Silahkan kok.”
P : “pak, kalau boleh tahu apa
pekerjaan bapak sekarang ya?”
N : “wah, nak, saya sih sekarang
sudah pensiun. Pensiunan Bank BI.”
P : “ooooo, jadi sekarang tidak
melakukan usaha lain?”
N : “hahaha, tidak nak. Saya sama
isteri saya sudah sepakat untuk menjalani sisa hidup ini dengan uang pensiun
saja. Lagipula, alhamdulillah uang pensiunan itu sudah cukup kok.
P : “loh, bapak tidak mempunyai
anak?”
N : “punya nak. Tapi kan sudah
menikah. Jadi sudah tidak bergantung lagi.”
P : “pak, saya mempunyai beberapa
pertanyaan dari sekolah. Boleh kan saya tanyai bapak?”
N : “silahkan, silahkan.”
P : “bagaimana sikap bapak sewaktu
di beri karunia oleh Allah harta yang berlebih?”
N : “saya mengucapkan
alhamdulillah. Saya akan sangat senang sekali dan sepanjang hari saya
tersenyum. Seperti saat saya mendapatkan rezeki dari kuis di tv. Saya senang
sekali. Saya langsung sujud syukur karena waktu itu saya dan keluarga saya
waktu keadaan terpuruk.”
P : “wah, begitu. Lalu apa yang
bapak lakukan sewaktu diberikan harta dari Allah itu?”
N : “saya langsung menabungnya.
Saya berikan pada istri dan anak saya sebagian untuk mereka simpan. Sebagian
saya sumbangkan untuk pedagang asongan di pinggir jalan. Misalnya tukan jual
sapu keliling, tukang jual barang lama keliling. Saya menghargai mereka. Karena
meskipun sudah tua mereka masih mau berusaha.
P : “alhamdulillah ya pak. Bapak
baik sekali.”
N : “begitulah, nak. Karena saya
sudah pernah mengalami keterpurukan, saya jadi ingat bila memiliki rezeki
berlebih, saya akan segera menumbangkannya.”
P : “bagaimana suasana hati bapak
sewaktu terkena musibah?”
N : “saya sempat frustasi. Tetapi,
isteri saya menyadarkan saya. Sewaktu usaha saya bangkrut, isteri saya sangat
membimbing saya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Hasilnya, sekarang
saya rasa saya sudah lebih baik dari sebelumnya. Alhamdulillah.”
P : “oooo, begitu pak. Berarti
memang kita harus belajar dari hidup ya, pak.”
N : “harus itu, nak. Nah, saya
bangga masih ada anak muda yang berfikiran seperti itu. Nanti kalau kamu sudah
besar, jangan lupakan pemikiran seperti itu, ya.”
P : “terimakasih ya, pak. Mungkin
saya akan selalu ingat. Hehehe.”
N : “hahaha.”
P : “oh iya pak. Sudah menjelang
maghrib. Saya boleh pamit dulu ya pak.”
N : “iya nak. Silahkan.”
P : “terimakasih banyak untuk
waktunya ya pak. Selkali lagi terimakasih banyak pak. Salam untuk ibu Dikan ya
pak. Assalamualaikum.”
N : “Waalaikumsalam.”
Kesimpulan
Dari wawancara dengan bapak Dikan
banyak manfaat yang bisa kita peroleh. Dalam hidup, sifat zuhud haruslah kita
terapkan. Kita juga harus belajar dari masalalu dan memperbaikinya. Dan
sekarang. Kita harus melakukan yang lebih baik dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar